HinovelDownload the book in the application

Bloon

*KAIRO'S POV*

Wajahku seketika langsung sumringah mendengar suara deru motor Kenny. Seperti biasa gayanya emang keren banget. Tapi kali ini dia gak menggunakan high heels. Hanya sneakers biasa berwarna merah. Kalau aku ketemu dia di jalan, aku gak akan menyangka yang bawa motor besar ini adalah perempuan.

"Biasa aja mukanya." desis Marc.

Ah? Emang sekelihatan itu ya aku senangnya?

Kali ini studio lagi sepi, karena hari senin. Jadi di dalam hanya aku dan Marc, mbak-mbak yang jagain kasir, dan Kenny yang baru aja masuk ke dalam studio.

"Eh kalian udah dateng. Lama ya?"

Aku biarkan Marc menjawab. Jadi aku diam sambil menatap wajah cantik Kenny.

"Kai?"

"Hah??" aduh mulai cacatnya. Aku kaget sendiri.

"Udah lama datangnya?" tanya Kenny lagi. Marc menyenggol lenganku keras-keras. Ternyata gak ada salah satu dari kami yang menjawab pertanyaan Kenny.

Sialan. Aku jadi keliatan bego gara-gara kupikir kan Marc yang bakalan jawab!!

"U-udahh."

"Duhh maaf ya tadi aku ada urusan sebentar." jawab Kenny memasang wajah melas karena tidak enak sama kita.

"E-eh belommm kok belom." aku melirik Marc yang sudah pasang kuda-kuda siap menendang wajahku.

Gimana sih caranya biar tetap cool?

Kenapa Marc bisa dan aku nggak?????

"Hah?" Kenny kebingungan sendiri.

Aku aja bingung, gimana dia?

"Yaudah langsung masuk aja yuk. Sakit ya? Kalian sampai melantur gini ngomongnya. Lucu banget sih." Kenny tertawa dan berjalan mendahului kami.

Jangan ditanya apa yang Marc lakukan padaku. Yang jelas, sepertinya lenganku biru karena dicubit dia. Biar gak halu, kata Marc.

Kenny memeriksa tato Marc terlebih dahulu, baru berikutnya punyaku.

Aku kali ini sudah mempersiapkan celana dalam terbaikku. Supaya gak malu kalo dilihat Kenny. Baru beli di indomaret dekat hotel.

HAHAHAHAHAHA. Gak deng.

Calvin Klein nih!

Asli! Punya ayah diam-diam aku bawa.

Gara-gara mereknya bagus, jadi aku bawa aja pas nemu di jemuran. Aku berasa jantan.

Tapi nyatanya? Aku kayak cacing kepanasan di depan Kenny.

This is not cool.

Not cool!

Aku perlahan membuka celanaku sedikit.

"Hmm, kamu coba jangan pake jeans dulu Kai kalau di rumah." kata Kenny. Memang sih di tatoku ada sedikit kemerahan. Sepertinya karena tergesek.

"Kalau mau pake jeans, ditutup aja pakai kain kassa."

"Ohh, iya." jawabku sambil melirik ke arah tatoku. Dengan lihai Kenny memotong kain kassa dan menempelkanya di atas tatoku.

Aku tersenyum menatapnya.

"Kenny, kok hari ini sepi?" tanya Marc memecahkan keheningan di antara kita berdua.

"Kalau weekdays emang begitu." jawab Kenny menoleh ke arah Marc.

"Ohh. Abis ini masih ada orang yang bikin janji?"

"Hmm.. gak sih." Kenny melepas sarung tangan karetnya.

"Kenapa?"

"Kosong abis ini?" tanya Marc sekali lagi. Apa coba maksudnya?

Kenny mengangguk.

"Wih. Jalan yuk kalau begitu bertiga?"

Ini dia nih.

Cowok kesayanganku.

Si Marcopolo pejantan tangguh. Selalu membantu temannya yang kesulitan dan rajin menabung. Demi masa depan dan kesejahteraan aku, dia berani mengajak Kenny jalan disaat aku cuma bisa cengar-cengir kayak orang gila.

"Mau ke manaa?"

"Ke mana ajaa. Lusa gue sama Kai udah pulang."

"Loh? Kalian bukan anak Jakarta?"

"Bukan, aku sama Marc dari---"

Marc memotong pembicaraanku, "Cari tempat makan yang enak. Kenny pasti tau lah."

"Ohhh yaudah boleh kalo gitu. Gue taro motor di sini aja ya berarti?"

"Iya. Kita ada mobil kok." jawab Marc.

Aku kegirangan sendiri sambil memakai celanaku. Kupikir cintaku bakalan kandas cuma sampai sini.

Ternyata masih ada kesempatan buat kenalan dan keep in touch sama Kenny.

Akhirnya kami bertiga beneran jalan. Di Mall sih. Ugh. Aku gak suka ke Mall. Dingin. Untungnya kami makan di tempat yang smoking area. Jadinya gak terlalu dingin.

"Ken follow instagram gue dong." kata Marc setelah melirik Kenny yang sedang scrolling.

"Sini. Namanya apaa?"

"Marcweej. M A R C W E E J." kayak anak TK sampe harus dieja pelan-pelan.

Shit!

Aku gak punya keberanian!!!!!!!

Tolong aku Marc!

Tolong!

Aku menatap Marc memohon pertolongan supaya Kenny juga follow instagram aku. Tapi kayaknya pertolongan batin itu gak sampai. Marc malah tersenyum licik.

"Kalau punya kamu Kai?"

Aku malah tersedak. Salah fokus karena Kenny kalau ngomong sama aku, seringkali menggunakan kata 'kamu' dan 'aku'. Meski kadang berubah jadi lo-gue lagi sih. Tapi gapapa! Hepi!

"Hah? Apa?" bego! Kairo bego!!!

"Instagram lo." jawab Kenny.

"Ohhh.." jawabku pura-pura cool.

"Kaistefan. K A I S T E F A N." eh aku malah ikut mengeja ngikutin Marc. Bloon.   Bego.

"Udah yaa. Awas kalau gak followback gue."

Tidak ada sedetik, notif di instagram Kenny berbunyi. Tentunya dari aku dong yang sudah followback dia langsung saat itu juga. Tak lupa di screenshot terlebih dahulu buat pamer.

"Cepet amat." sindir Marc yang baru membuka handphonenya.

"Eh. Gue ngerokok ya? Gapapa kan?" tanya Kenny mengeluarkan sekotak rokok.

Aku diam. Menelan ludah sambil mengangguk.

Gak berani melirik Marc karena dia pasti sudah bakalan ngatain aku abis-abisan.

"Santai Ken, gue juga ngerokok kok." jawab Marc ikutan mengeluarkan kotak rokoknya. Aku diam doang. Mainin handphone biar gak keliatan cupu.

"Kai nggak?"

"Nggak. Takut dimarahin mamanya dia."

"Bukan begitu! Gak ngerokok aja." jawabku pelan memotong Marc. Brengsek dia. Aku curiga dia ngajak jalan Kenny bukan buat bikin aku senang tapi buat mempermalukan temannya si cupu ini.

Aku sih diam hanya memperhatikan mereka sambil makan. Marc dan Kenny berbicara panjang lebar. Sedikit ciut melihat mereka berbincang. Rasanya... aku gak mengerti apapun yang mereka omongin. Dari mulai musik sampai tato artist. Apalah aku yang cuma bikin tato karena yang buat cantik.

"Gue ke toilet dulu sebentar." kata Marc menepuk bahuku. Aku cuma mengangguk, mengunyah makanan.

Giliran aku dan Kenny, malah diam-diaman. Kenny gak sebawel kalau ngobrol sama Marc. Haduh. Pupus sudah harapanku.

"Kai,"

"Hm? Ya?" aku mulai gagap.

Kenny tersenyum manis, "Kamu jarang main sama cewek ya?"

"Main gimana?" tanyaku.

"Yaaa, ngobrol gitu."

"Temenku cuma Marc doang.." jawabku jujur. Aku gak terlalu suka emang main sama cewek. Suka sama cewek aja rasanya baru kali ini. Eh gak deng, pernah kalau suka doang, tapi aku gak berani deketin sama sekali.

"Emang gak punya pacar?"

"Ng-nggak.."

"Nggak punya apa boong?"

Kenny mendelik sambil tersenyum usil, "Cowok kan suka bohong kalau ditanya punya cewek atau nggak."

Aku menggeleng keras, "Nggak kok! Emang gak punya! Deketin aja gak tau gimana caranya."

Kenny terperangah.

Aku mampus.

Keceplosan.

"Wah. Baru lihat nih cowok secakep kamu rada bloon kayak gini."

Kali ini aku yang terperangah dengar kata Kenny.

Seneng karena aku dibilang cakep!

Tapi katanya aku rada bloon!

Auto nangis dari lubuk hati yang terdalam.

Download stories to your phone and read it anytime.
Download Free