HinovelDownload the book in the application

Little Dragon

CandyCrusherz
42.0K · Completed
594
Views
40
Chapters
9
Ratings

Summary

"Dia itu cewek dewasa. Gak akan mau jalin hubungan sama cowok bocah kayak lo." "Kalau sampe mau?""Eh. Dengerin ya. Lo it...

Romance18+MatureTrue LoveFemale leadDominant

Tattoo?

Kairo Stefan

Jakarta, 2019.

"Hah? Tato???" aku kaget. Liburan kita ke Jakarta tujuannya adalah lihat-lihat universitas. Ini dia malah mau bikin tato.

"Gue mau bikin di sini," Marc menunjuk bisepnya.

"Di sini," kali ini menunjuk dada kirinya.

"Dan di sini." terakhir tangannya mendarat di punggung kirinya.

"Kalau dibikin nyambung tatonya dari tangan ke punggung, keren kali ya?"

"Udah cita-cita gue dari dulu mau bikin tato kalau udah lulus SMA." kata Marc sambil berkaca memperhatikan bisepnya.

Marc ini temanku.

Nama aslinya Marcopolo Wijaya. Maunya dipanggil Marc, jadi ikutin aja manggilnya Marc.

"Belom juga lulus. Baru selese UN doang."

"Ya tapi kan udah gak perlu balik ke sekolah kecuali buat cap 3 jari!"

Aku gak menjawab, memutar bola mataku. Suka-suka dia aja deh.

"Mau ikutan gak?" tanyanya.

"Ah.. gak deh. Takut dimarahin mama. " aku menghela napas.

"Lagian kalo nanti tempat kuliah gue gak bolehin pake tato, gimana??"

"Emang lo udah mantep mau kuliah dimana?" tanya Marc.

"Belom. Kuliah dimana aja masih galau, lo malah ngajakin bikin tato!"

Marc mengendikkan bahunya, "Gue sih udah jelas bakalan kuliah di sini, di Jakarta. Lo bareng gue aja kenapa sih? Biar ngekosnya bisa bareng bro? Lebih hemat."

"Bokap sama nyokap gue maunya gue ke Australia. Di sana bareng sama kakak gue." aku jadi merenung. Sebenarnya takut di sana gak punya teman.

"Wah langsung ilang cupunya pasti kalo lo kuliah ke sana!"

Aku menaikkan dahiku, "Loh apa hubungannya sama cupu?"

"Party teruss. Ceweknya cantik-cantik lagi kan. No bokep needed, semua cewe bule di sana yahud-yahud."

"Ah gue kan gak suka sama yang begitu-begitu."

"Dasar cupu! Muka doang ada bule-bulenya, kelakuannya kaya bopung."

"Main game aja dulu, ayolah PUBG." aku mulai kesal setiap kali Marc mengolokku kayak bopung.

"Kayak jago aja lo ngajakin gue main PUBG." kata Marc yang akhirnya beralih dari kaca dan mengambil handphonenya.

"Main aja dulu."

"Tapi abis ini temenin gue ya?"

"Ngapain??????"

"Tato!"

"Aduuuuuhhhhh. Yaudah gak jadi main deh."

"Kenapa kok begitu?"

"Gak enak kalo lagi enak main tiba-tiba lo ngerengek lagi mau pergi." aku menjawab sambil menggerutu.

"Temenin ya?"

"Iya! Bawel banget sih."

Akhirnya kita berdua keluar dari hotel. Menuju tempat pembuatan tato sesuai rekomendasi dari Irwin, teman kami yang juga membuat tato di Jakarta. Aku bergidik membayangkan tempat itu, pasti gelap, remang, dipenuhi abang-abang dan om-om yang badannya besar-besar.

Untuk badan anak SMA yang baru lulus, aku dan Marc memang sedikit boros, tinggi dan lumayan berisi. Jadi kalau kami berbohong bilang umur kami 21 tahun pun, orang bakalan percaya. Tapi emang umur kami sudah 20 sih tahun ini. Kami berdua pernah gak naik kelas karena aku ketahuan ngasih contekan ke Marc di sekolah. Masih untung gak naik kelas, waktu itu kami terancam di drop out.

Selama sekolah kami cuma menghabiskan waktu main di warnet dan tempat gym. Itu pun aku tetap gak punya teman, cuma Marc. Jangan ditanya soal perempuan. Aku gak ngerti caranya deketin cewek!

Sesampainya di tempat tato itu, aku terperangah.

Karena tempatnya gak sesuai dengan yang ada di benakku!

Terlalu... apa ya?

Rapi?

Mungkin ada alasan kenapa Marc mau di sini. Kebersihannya mungkin terjaga dan steril.

Dan kebanyakan perempuan!!

Aku jadi malu.

Mukaku dan Marc memerah.

"Kok... kebanyakan cewek sih?"

"Gak tau. Irwin gak kasih tau." bisik Marc.

"Tapi cantik-cantik ya?"

Aku menggeplak kepalanya. Kami berdua cekikikan persis seperti anak kecil yang baru pertama kali ke tempat tato.

Ya memang baru pertama kali sih.

Gak ada om-om.

Gak ada abang-abang.

Laki-laki pertama yang kulihat selain Marc dan aku adalah yang baru keluar dari ruangan, seumuran dengan kami sih sepertinya. Dia terlihat begitu muda dan.... kecil? Tapi tak terlihat tato di tubuhnya.

"Kai, tungguin ya sampai nanti nama gue di panggil."

"Ah? Eh! Gak mau!" aku beringsut maju mengikutinya. Aku.. takut jujur aja. Maafkan ke-cupu-anku.

"Ih bawel! Gue mau ngerokok dulu!"

"Sejak kapan lo ngerokok sih???" ini hanya aku atau Marc jadi berubah? Dan emangnya dia punya rokok? Pasti dia mau gaya-gayaan sok cool karena banyak cewek di sini!

"Udah ah diem."

Aku jadinya mengalah. Duduk di dalam. Bersama wanita-wanita mini. Maksudku, wanita yang menggunakan pakaian mini-mini.

Untuk mengalihkan fokus, aku memainkan handphoneku. Main PUBG. Bodo amat. Pokoknya kalau sampai Marc ke-skip, jangan salahkan aku.

Pintu tiba-tiba terbuka, terdengar suara 'cring' karena gantungan di atasnya. Aku sama sekali gak menoleh, lagi fokus. Tahu kan kalau main PUBG di tempat umum itu susahnya seperti apa?

"Aku mau sama Kenny, masih kosong gak?" tanya cewek itu samar-samar terdengar di telingaku. Gak samar-samar sih, lebih tepatnya aku nguping.

"Kenny full hari ini. Tadi baru aja di book sama dua cowok itu."

Eh sial aku diomongin.

"Dua cowok?" aku gak ngeliat apa yang cewek itu lakuin.

"Anak baru?"

"Iya kayaknya."

"Nanti juga begitu masuk kuliah di suruh apus lagi sama seniornya."

Aku mulai jengah mendengarnya. Apalagi ketika aku tertembak dan mati. Langsung gak mood main. Aku mengangkat kepala, menatap cewek itu dengan tatapan.....

Shit.

Belahan dadanya!

Oke aku gak munafik, tapi itu... dada isinya tato semua. Aku gak bisa gak melihatnya! Reflek.

Bukannya dia yang salting karena aku lihatin, malah aku yang salting. Cantik sih. Tapi kenapa bajunya begitu ya? Aku meski mukanya rada bule-bule dikit seperti apa yang Marc bilang, tapi jiwaku masih bopung. (Akhirnya nyadar kalau bopung)

Aku berdiri, mau pergi aja mengikuti Marc.

"Aduh gue di dalem cowok sendiri." gerutuku pada Marc yang bengong sambil berdiri.

Brum.. Brum..

Suaranya knalpotnya berderu, sudah pasti motor besar. Pasti sekitaran 600cc sampai 1000cc. Mengarah ke sini.

Motor itu benar memarkir di samping mobil kami. Mobil sewaan.

"Keren banget motornya." ujar Marc berdecak kagum.

Motor yang full hitam itu memang begitu indah. Pengendaranya menggunakan jaket kulit hitam dengan celana ripped jeans berwarna biru tua. Sepatunya..... high heels??

Orang macam apa yang sedewa ini? Bawa motor besar menggunakan high heels??

Cewek??

Aku tertegun begitu saja begitu melihat sosok di depanku membuka helmnya. Rambutnya panjang, diikat dengan asal. Lepek, berkeringat, tapi.... baru sekarang aku tahu wanita sexy itu seperti apa.

Aku dan Marc hanya bisa mengikutinya diam-diam masuk ke dalam tempat tato.

Dia mau buat tato? Gak heran sih.

Sudah datangnya keren, dia masuk ke dalam ruangan itu pun keren banget. Seperti sudah menguasai tempat ini

"Hai Kenny." samar-samar aku mendengar suara itu. Kenny sang tato artist! Akhirnya ada laki-laki.

"Atas nama Marc?" aku dan Marc menoleh.

"Eh kak, em... boleh kan aku nemenin? Aku malu cowok sendirian."

"Iya gapapa kok. Sudah makan kan?"

Marc mengangguk.

Aku dan Marc menyusuri sekitar 2 sampai 3 ruangan sebelum akhirnya membaca tulisan 'Kenny' di depan pintu masuknya.

"Silahkan duduk Marc, baru pertama tato ya?" oh ternyata laki-laki yang tadi kulihat keluar dari kamar mandi itu yang bernama Kenny. Muda juga?

Marc mengangguk, "Iya Kenny."

"Eh?" laki-laki itu tertawa.

"Bukan gue Kenny-nya."

"Hah??" kami otomatis ber-hah ria.

Pintu kamar mandi terbuka, dan mataku bertemu dengan matanya. Si perempuan sexy itu dengan moge itu. Kenny. Sang tato artist.

WUAAAAAA kayak mimpi rasanya! Cantik banget!iakar

Start Reading
Download stories to your phone and read it anytime.
Download Free